1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nasib LGBTQ di Rusia Sejak Digolongkan Sebagai Ekstremis

Jennifer Pahlke
18 Desember 2023

Di Rusia, gerakan LGBTQ diklasifikasikan “ekstremis” berdasarkan hukum. Sejak itu, semua referensi terhadap hal non-heteroseksual secara sistematis dilarang dalam musik, film, dan buku.

Ilustrasi perjuangan hak LBGTQ di Rusia
Ilustrasi perjuangan hak LBGTQ di RusiaFoto: Sergei Ilnitsky/dpa/picture alliance

Di Rusia, film animasi berjudul My Little Pony tidak lagi termasuk kategori tontonan "anak-anak". Film ini diberi label "18 tahun ke atas". Kinopoisk tidak secara resmi mengomentari alasan pelabelan ini, tapi sepertinya jelas: karakter utama, kuda poni Rainbow Dash, memiliki ekor dan surai berwarna Pelangi. Warna yang melambangkan hak-hak gerakan LGBTQ.

Ini hanyalah salah satu dari banyak tindakan yang diambil sejak  Mahkamah Agung Rusia melabeli gerakan internasional LGBTQ sebagai "ekstremis” akhir November lalu. Meskipun undang-undang tersebut baru berlaku pada tanggal 10 Januari dan oleh karena itu belum ada yang dapat dituntut, penggerebekan telah terjadi di setidaknya tiga klub dan sauna ramah LGBTQ di Moskow, hanya sehari setelah undang-undang tersebut diumumkan.

Tindakan tersebut tentu saja berdampak pada komunitas LGBTQ. "Tak satu pun dari kami yang bisa hidup dalam damai,” tulis salah satu pengunjung klub dalam obrolan online. Yang lain mengatakan bahwa keadaan ini terlalu berbahaya baginya dan itulah sebabnya dia tidak ingin lagi pergi ke klub.

Persekusi terhadap hak LGBTQ lebih parah?

"Sebuah batasan baru sedang dilintasi,” jelas aktivis feminis dan LGBTQ Regina Dzugkoeva. "Penggeledahan, pengambilan foto paspor, dan intimidasi juga pernah terjadi sebelumnya. Namun tindakan ini sebagian besar ditujukan terhadap organisasi dan aktivis, bukan terhadap kelompok LGBTQ biasa di Rusia."

Komunitas LGBTQ menghadapi persekusi yang semakin parah selama beberapa dekade. Pada 2013, mulai berlaku undang-undang yang melarang distribusi material "propaganda” LGBTQ. Pada akhir 2022, larangan ini diperluas ke semua kelompok umur. Yang disebut sebagai "propaganda” LGBTQ mencakup menyatakan diri secara terbuka sebagai bukan heteroseksual atau menyatakan bahwa gender atau orientasi seksual selain heteroseksualitas adalah "normal". 

Meningkatnya sensor mandiri

Sejak perluasan undang-undang propaganda pada tahun 2022, sensor mandiri telah meningkat secara signifikan, kata Svetlana Shaytanova.

"Sejarah Rusia menunjukkan bahwa sensor mandiri adalah sensor terbaik. Bahkan di bawah pemerintahan Stalin, sesuatu dilarang dan kemudian dihukum secara seremonial dan demonstratif. Hal ini menyebabkan orang-orang melakukan sensor mandiri karena takut." Aktivis LGBTQ asal Rusia ini khawatir hal tersebut akan terulang kembali saat ini.

Salah satu stasiun televisi musik Rusia, TNT Music, telah menghapus pelangi dari video musik band K-pop Seventeen sebelum gerakan LGBTQ diklasifikasikan sebagai ekstremis. Dalam video musik "God of Music", para anggota band menari di padang rumput sementara pelangi dengan nada musik berbeda terlihat di langit. Pelangi itu kini digantikan dengan awan kelabu karena khawatir dapat melanggar Undang-Undang Propaganda LGBTQ.

Pada bulan Juli, pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman denda satu juta rubel (sekitar Rp171 juta) kepada pemilik saluran musik TNT Music yakni Fonbet TV. Stasiun tersebut menayangkan salah satu video musik penyanyi Finlandia, Alma. Dalam video itu dua orang perempuan terlihat menari dan berciuman.

Stasiun ini disebut telah melanggar undang-undang tentang penyebaran propaganda LGBTQ. Menurut media pemerintah Rusia, empat tuntutan hukum lainnya sedang menunggu keputusan untuk pelanggaran serupa. Ada risiko denda lebih lanjut hingga 16 juta rubel (sekitar Rp2,7 miliar). 

Pasangan penyanyi duet asal Rusia yang dikenal di panggung internasional, t.A.T.u., juga terkena dampaknya. Keduanya dikenal karena ciuman mereka di atas panggung dan dalam video musik mereka. Akibatnya, kedua penyanyi yakni Lena Katina dan Julia Wolkowa dianggap sebagai ikon LGBTQ, meskipun mereka bukan homoseksual. Tahun lalu, administrator jaringan media sosial Rusia VKontakte secara sukarela menghapus semua foto berciuman t.A.T.u. Kini akses ke postingan, foto, dan video selanjutnya dikatakan telah diblokir.

Dari penari balet hingga kelab malam, semua terpengaruh

Tapi ini bukan hanya tentang musik.  Film, buku, dan pertunjukan teater juga terkena dampak sensor mandiri dan pelarangan ini. Penyiar Rusia STS Love telah menghapus tiga episode serial televisi dari perpustakaan medianya tentang dua waria di sebuah klub gay.

Buku-buku yang bahkan menyinggung apa yang disebut hubungan seksual "non-tradisional" juga dilarang di Rusia. Tahun lalu, Teater Bolshoi bahkan membatalkan pertunjukannya tentang penari balet terkenal asal Rusia, Rudolf Nureyev, karena dia terang-terangan mengaku gay.

Undang-undang baru ini juga berdampak pada tempat di mana orang-orang dari komunitas LGBTQ dapat bertemu dan menjalani kehidupan mereka. Central Station, klub gay tertua di St. Petersburg, harus ditutup. "Pemilik menolak mengizinkan kami bekerja karena undang-undang (baru)," tulis pemilik klub di VKontakte. "Kami minta maaf, tapi kami tidak lagi buka."

"Akan terus ada kelompok LGBTQ di Rusia, seperti yang telah ada sebelum-sebelumnya," kata aktivis Regina Dzugkoeva. Namun dia memperkirakan akan segera terjadi gelombang besar migrasi. "Kami menerima semakin banyak pesan dari orang-orang Rusia yang menceritakan kisah mereka kepada kami. Mereka takut, putus asa dan ingin meninggalkan negara itu."

"Tetapi tentu saja tidak semua orang bisa pergi begitu saja," tambah rekannya, Svetlana Schaytanova. Kedua aktivis tersebut khawatir semua orang yang harus tetap tinggal di Rusia akan menghadapi masa depan yang kelam dan suram. (ae/hp)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait