1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Terima Kehadiran Atlet Rusia di Olimpiade Paris

10 April 2024

Inggris akhirnya bergabung dengan Prancis, Jerman dan Amerika Serikat dalam menerima rencana IOC untuk mengizinkan atlet Rusia dan Belarus tampil secara individual di Olimpiade Paris.

Foto ilustrasi bendera Rusia di atas simbol Olimpiade
Foto ilustrasi bendera Rusia di atas simbol OlimpiadeFoto: David J. Phillip/AP Photo/picture alliance

Inggris, yang tadinya bersikeras menolak sama sekali kehadiran atlet Rusia dan Belarusia di Olimpiade Paris, akhirnya mengalah. Komite Olimpiade Internasional IOC sebelumnya menetapkan bahwa atlet Rusia dan Belarus dapat berkompetisi di Paris, jika mereka tidak memiliki latar belakang militer dan tidak secara terbuka mendukung perang Ukraina.

Meskipun perang sedang berlangsung di Ukraina, IOC dan Komite Paralimpiade Internasional memutuskan, atlet dari kedua negara dapat ambil bagian dalam Olimpiade sebagai pihak netral, tidak di bawah bendera negaranya. IOC memang tidak mengundang Rusia dan Belarus mengirimkan delegasi resmi ke Paris.

Menteri untuk Kebudayaan, Media dan Olahraga Inggris, Lucy Frazer tahun lalu pernah mengatakan, "rencana apa pun” untuk mengizinkan warga Rusia dan Belarusia berpartisipasi di Paris "tidak kredibel,” dan mengindikasikan bahwa pemerintah Inggris lebih memilih larangan tampil secara menyeluruh.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Inggris tidak lagi menolak atlit "netral"

Tetapi sekarang Inggris tidak lagi menolak kehadiran atlet dari kedua jika tampil secara netral, artinya tanpa bendera, lagu kebangsaan, atau seragam nasional. Atlit dari Rusia dan Belarus yang tampil secara individual juga tidak akan mengikuti pawai pembukaan Olimpiade Paris.

Seorang juru bicara pemerintah Inggris menjelaskan: "Atlet Rusia dan Belarus yang mewakili negara mereka tidak boleh diizinkan mengikuti kompetisi olahraga domestik atau internasional. Posisi tersebut masih berlaku."

Menteri Dalam Negeri dan Olahraga Jerman Nancy Faeser telah menyetujui keputusan IOC, dengan mengatakan bahwa Komite Olimpiade harus "sangat tegas” memastikan bahwa "atlet Rusia dan Belarus secara konsisten dilarang berpartisipasi jika mereka mendukung perang agresi Rusia dengan cara apa pun. atau memiliki hubungan apa pun dengan pemerintah dan militer Rusia."

Amerika Serikat telah lama mendukung posisi IOC, bahkan sebelum posisi tersebut secara resmi disetujui pada bulan Desember 2023. Prancis, sebagai negara tuan rumah, harus mengikuti semua aturan IOC, meskipun Wali Kota Paris Anne Hidalgo bulan lalu di kanal YouTube "Ukraina United News" masih menyatakan: "Saya ingin memberi tahu para atlet Rusia dan Belarus bahwa mereka tidak diinginkan di Paris. Saya juga ingin menyampaikan kepada para atlet Ukraina dan seluruh rakyat Ukraina bahwa kami sangat mendukung mereka."

Ukraina sebelumnya menyerukan boikot terhadap Olimpiade Paris, jika atlet Rusia ikut bertanding, namun sikap itu kini tampaknya telah melunak. Tapi ketua komite Olimpiade Ukraina mengeluarkan pedoman yang mengatakan bahwa atlet Ukraina di Paris tidak boleh berdiri di samping orang Rusia atau berjabat tangan dengan orang Rusia.

Rusia dan Belarus sendiri tidak menutup kemungkinan akan melarang semua atlet mereka berkompetisi.

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait